Dua Tahun Berjuang Melawan Sakit Di Jakarta, Masyarakat Belitung Timur Dikabarkan Meninggal Dunia

Beltimnews.com, Manggar – H. Hanafi, satu diantara pasien yang tinggal di Mess Perwakilan Pemkab Belitung Timur, Bangka Belitung di Jakarta dikabarkan meninggal dunia, (13/9/2022) di Rumah Sakit Dharmais setelah menjalani perawatan.

Hari ini, jenazah almarhum sedang di urus oleh pihak Mess Beltim dan keluarga untuk bisa dipulangkan ke Belitung Timur. Diketahui sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia mengidap sakit karsinoma Kolon stadium III + Hernia Inguinalis Strangulata, dan sudah menjalani perawatan sekitar 2 tahun lebih di Jakarta.

Atas kabar duka ini, masyarakat Belitung Timur yang juga sempat berkunjung langsung ke Mess Beltim di Jakarta beberapa hari lalu mengemukakan merasa miris dengan kondisi seluruh pasien yang dirujuk untuk berobat ke Jakarta.

Pasalnya, mereka harus menunggu antrian tanpa ada kepastian terkait waktu atau jadwal penanganan selanjutnya.

“Kemarin saya langsung meninjau pasien-pasien yang ada di Mess Beltim, rata-rata mereka itu pasien penyakit kanker. Ada beberapa hal yang saya temui di sana, salah satunya adalah harus menunggu antrian 3-4 bulan. Bahkan ada pasien dari Belitung TimurĀ  yang sudah 2 tahun berada di sana,” ujar M. Noor Masese.

Dengan demikian, Pemerintah Daerah Belitung Timur dikatakannya diharapkan agar mampu menemukan solusi guna mempersingkat waktu antrian masyarakatnya yang berjuang menghadapi penyakitnya, seperti menjalin kerjasama dengan Pemerintahan DKI Jakarta.

“Kalau bisa nanti bekerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta agar dengan beberapa rumah sakit kita dapat bekerjasama. Minimal misalnya ada 4 pasien dari Belitung Timur dapat prioritas pada pemeriksaan maupun tindakan,” katanya.

Selain itu, dia juga menyoroti terkait pegawai di Mess Beltim yang harus diperhatikan. Karena tugas mereka bukan hanya menjaga aset daerah, tapi juga mengurus seluruh pasien yang menginap disana.

“Patut juga diperhatikan honor-honor di Mess Beltim ini, kan sama gajinya dengan honor yang ada di Pemda. Okelah hal itu memang naluri kemanusiaan, tapi disisi lain Pemerintah Daerah juga harus memperhatikan mereka, karena mereka rentan tertular,” bebernya.

(Stefy Arola)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *