Lenggang Eco-Farm, Belanja Sayur Sehat dan Tempat Healing Semua Kalangan

Lenggang Eco-Farm, Belanja Sayur Sehat dan Tempat Healing Semua Kalangan

Beltimnews.com – Lenggang Eco-Farm bukan kebun sembarang kebun. Kalau dilihat dari jauh, seperti pekarangan kebun biasa. Namun jika sudah lebih dekat, barulah nampak hal yang nggak biasa.

Bikin mikir, ini tempat apa? Kebun. Tapi kok, ada tanaman dalam rumah yang terbungkus jaring-jaring. Boleh masuk nggak ya?

Ternyata, yups, ada tulisan terpampang di pekarangan halamannya; “Lenggang Eco-Farm”.

Kira-kira, apa ya yang unik dari Lenggang Eco-Farm sehingga dianggap nggak biasa?

Tentu punya alasan dong, terpampangnya label Eco-Farm mengartikan tempat ini merupakan usaha pertanian terpadu dan menggunakan inovasi modern. Tujuannya untuk memperoleh produksi pertanian yang optimal, tanpa merusak lingkungan, baik secara fisik, kimia, biologi, maupun ekologi.

Jadi, singkatnya Lenggang Eco-Farm yang berlokasi di Kampong Laskar Pelangi atau Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur ini merupakan kawasan yang di dalamnya ada kegiatan usaha pertanian menggunakan inovasi modern. Ada yang menyebutnya pertanian elit.

Elitnya karena segala kegiatannya mengacu pada model sistem pertanian ramah lingkungan dan menggunakan perangkat pendukung untuk penanamannya yang serba modern.

Kalau dilihat sepintas, emang bener tempat ini cocok kalau dilabeli Eco-Farm karena memanfaatkan lahan kosong eks tambang timah yang nganggur. Lalu, disulap menjadi usaha pertanian yang ramah lingkungan dengan memberdayakan sumber daya alam sekitar sebagai penunjang aktivitas pertanian.

Akses ke Lenggang Eco-Farm

Oh ya, sebelum lebih jauh, tentu anda ingin mengetahui akses menuju Lenggang Eco-Farm. Jika anda berangkat dari Kota Tanjungpandan, anda akan menempuh perjalanan darat sejauh 67 kilometer atau membutuhkan waktu 1 jam 7 menit dengan menggunakan kendaraan mobil.

Adapun jika berangkat dari Kota Manggar, anda akan menempuh perjalanan darat sejauh 22 km atau 31 menit dengan menggunakan mobil.

Cikal Bakal Lenggang Eco-Farm

Menurut Yohan, pemilik Lenggang Eco-Farm yang satu payung kepemilikan dengan Rumah Keong (Dermaga Kirana) di mana lokasi dua tempat ini berdekatan, mengatakan bahwa kalau dirunut sejarah berdirinya Lenggang Eco-Farm ini sangat sederhana.

“Nah, kita kan ada mess tuh yang tadinya udah ada lebih dulu (sebelum Lenggang Eco-Farm dibuat). Jadi, ketika kita tinggal di mess itu, pengen dapetin sayur yang benar-benar bagus di sini, yang nggak perlu ambil dari Jakarta, jadi kita ngeliat teknik-teknik hidroponik yang ternyata secara penanamannya cocok sama mataharinya Belitung,” ujar Yohan, saat ditemui Beltimnews, Rabu (27/07/2022).

Oleh sebab kecocokan untuk ditanami tanaman hidroponik tersebut, Yohan menyulap kawasan yang tadinya hanya sebuah lahan dipenuhi pasir putih menjadi kawasan pertanian yang ramah lingkungan. Di mana dalam pertumbuhannya hanya bergantung dengan air, bibit dan matahari serta perangkat pendukung lainnya untuk kegiatan hidroponik tersebut.

“Jadi, pada 2018 itu kita putusin lahan yang tadinya putih ya udah kita bangun hidroponik yang tidak hanya tujuan awalnya ingin swasembada pangan, tapi kita juga pengen modelnya yang menarik seperti bentuknya setengah lingkaran yang mungkin susah ditemuin kan di sini,” ujar Yohan.

Dari yang awalnya hanya berfokus pada tanaman hidroponik, kini Lenggang Eco-Farm juga membudidayakan berbagai tanaman dan ternak hewan. Tentunya ini dapat menarik para pengunjung untuk datang walau pun sekadar melihat-lihat saja karena penasaran atau ada yang ingin membeli hasil panen tanaman di dalamnya.

Pasang Surut Pertanian Hidroponik

Menurut Yohan, sebenarnya air di Belitung ini lumayan tinggi tingkat keasamannya. Jadi, ketika ingin menanam tanaman yang sistemnya hidroponik ini, maka air yang diambil dari sungai terdekat atau Sungai Lenggang ini perlu difilterisasi terlebih dahulu sebelum siap ditanami bibit.

Namun, baginya ada masa-masa di mana ia merasa kendala terbesar sampai membuat kegiatan di Lenggang Eco-Farm ini vakum yaitu saat air sungai benar-benar keruh akibat aktivitas penambangan timah yang aktif di sekitar Sungai Lenggang.

“Paling susah tadinya waktu 2021 ke 2022 ini sempat vakum kegiatan di sini, karena ya banyak penambang timah yang lagi aktif nambang di sungai akhirnya air kotor dan kita susah juga buat jalanin aktivitas di sini yang pada dasarnya tanaman ini kan bergantung sama kualitas air,” ujar Yohan.

Selain itu, Yohan juga mengatakan bahwa awal Lenggang Eco-Farm ini dibuka agak susah untuk memasarkan produk-produk hidroponik ini. Sebab, hidroponik ini harganya emang lumayan mahal dibanding sayur-sayur yang dijual di pasaran pada umumnya.

Ia mengaku harus turun ke lapangan seperti ke hotel-hotel dan juga ke masyarakat secara umum untuk menjelaskan produk hidroponik yang ia jual.

“Bersyukurnya ketika masyarakat sudah merasakan sekali, nah ternyata pada suka dan tertarik. Ini juga karena sayuran yang dijual ini nggak ada jualannya di pasar pada umumnya,” ujar Yohan.

Selain itu, Yohan juga mengatakan dengan rasa sayurnya yang nggak berasa pahit dan tampak sayurnya yang cantik tanpa ada bolong-bolong bekas hama. Ini menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat untuk repeat order kalau ada sayur yang bakal siap panen.

Menurut Yohan, meskipun Lenggang Eco-Farm ini masih dalam tahap perkembangan, namun ia mengaku senang karena tidak sedikit masyarakat yang mulai melirik usaha pertanian hidroponik, walau hanya sekadar untuk berkunjung atau bahkan membeli tanaman-tanaman yang siap panen di tempatnya tersebut.

Ke depannya ia telah merencanakan akan membangun “mini zoo” dan membangun taman untuk bersantai di tempat itu.

Keunikan Lenggang Eco-Farm, Ada Kura-kura dan Ayam Aneh?

Lenggang Eco-Farm dapat menjadi salah satu tempat rekomendasi wisata dari berbagai kalangan dan usia. Dikatakan begitu, karena siapapun yang berkunjung ke sini akan nemuin hal unik dan berbeda sesuai intuisi kalangan dan usia masing-masing.

Bagi pengunjung yang dikategorikan anak-anak hingga remaja, umumnya tempat ini akan sangat cocok bagi mereka untuk berekreasi sekaligus mempelajari aktivitas yang berlangsung di tempat ini.

Tempat ini menjalankan usaha pertanian yang berfokus pada tanaman hidroponik seperti selada dan berbagai macam sawi seperti romaine, pakcoy, dan sebagainya, di samping tanaman perkebunan seperti pepaya, jeruk, alpukat mentega, nanas, dan berbagai macam tanaman lainnya.

Namun, pengunjung akan lebih takjub. Nggak hanya ada berbagai macam tanaman hidroponik, ternyata di sana juga ada ternak Ayam Brahmana, Ayam Mutiara, Ayam Polan, Ayam Kate dan Ayam Lokal (Kampung).

Bahkan, mungkin budidaya yang satu ini nggak bakal bisa dicari sepulau Belitung ini. Yups, budidaya Kura-Kura Sulcata.

Tentu akan sangat menarik bukan, khususnya bagi anak-anak yang masih senang eksplor segala macam hal yang baru dilihatnya. Bahkan, nggak terbatas juga buat orang-orang yang udah dewasa hingga lansia. Pastinya siapapun bakal kepo banget kan, kayak gimana rupanya, makannya apa, ngerawatnya gimana, dan lain sebagainya.

Selain itu, untuk anda yang lagi pengen nyari suasana hening untuk ngerjain tugas sekolah, kantor, atau sekadar ingin “healing” mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dan keramaian serta ngobrol santai bersama teman maupun keluarga tempat ini sangat cocok banget untuk dikunjungi. Yups, karena fasilitas yang disediakannya cukup lengkap untuk mendukung itu seperti ada wifi, toilet dan warung yang menyediakan makanan dan minuman sekaligus tempat untuk bersantai di dalamnya.

Tentu, bukan hanya pajangan, tanaman-tanaman yang ada di Lenggang Eco-Farm ini juga bisa dibeli menjadi oleh-oleh anda untuk dibawa pulang atau bisa langsung dimasak di tempat. Dengan mengeluarkan uang dari 25 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah aja, kalian udah bisa dapetin satu kilogram tanaman seperti sawi, selada dan lain sebagainya yang memang kalau didengar agak pricey. Tapi, ini cukup worth it untuk dibeli karena tanaman di Lenggang Eco-Farm ini pasti terjamin baik dari rasa dan kualitasnya.

Letaknya strategis dan mudah diakses oleh kendaraan apapun seperti bus, mobil dan sepeda motor, tentu akses ke tempat ini cukup mudah ditemukan.

Selain itu, keuntungannya, Lenggang Eco-Farm ini berdekatan dengan destinasi wisata lainnya. Tentu, jika anda jalan-jalan ke daerah ini akan mendapatkan sepaket tour mengunjungi destinasi wisata terdekat lainnya seperti Replika SD Laskar Pelangi, Dermaga Kirana, Museum Kata Andrea Hirata, Batik Simpor dan Kampong Fifi (Kampong Ahok).

Selain itu, jika anda berkunjung ke Lenggang Eco-Farm ini waktu bukanya setiap hari dari pukul 08.00 pagi hingga 17.30 sore sehingga bagi anda yang punya kesibukan di jam-jam atau hari-hari tertentu bisa mengunjungi tempat ini menyesuaikan dengan waktu kosong anda.

Paling penting, jika anda ke Lenggang Eco-Farm ini, tempat ini belum memungut biaya masuk atau gratis sehingga sangat disayangkan jika anda sama sekali belum pernah mengunjungi tempat yang satu ini. Udah gratis, tempatnya nyaman, fasilitasnya lumayan lengkap.

So, tunggu apalagi? Let’s go ke Lenggang Eco-Farm!

(Monika | Beltimnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *