Beltimnews.com, Belitung Timur – Provinsi Bangka Belitung secara umum masuk ke dalam daerah yang mengalami inflasi tertinggi di Indonesia, sebagaimana yang termasuk kedalam Pidato Resmi Presiden Republik Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Inflasi Tahun 2022.
Disinyalir salah satu penyebab utamanya adalah pendistribusian bahan mentah, dimana selama ini kebutuhan bahan-bahan pokok rumah tangga seperti cabai, bawang, beras, sayuran sebagian besar di suplay dari luar Pulau. Khusus di Belitung Timur masih sangat bergantung dengan daerah lain di luar pulau Belitung untuk kebutuhan pokok rumah tangga, seperti cabai, bawang, sayur mayur dan sejenis lainnya.
Untuk membantu masyarakat mengatasi hal ini, PT SMM sejak tahun 2020 secara konsisten memberdayakan masyarakat dalam membudidayakan komoditas anti inflasi seperti, ikan air tawar, sayuran, cabai, padi dan sejenisnya.
Pemberdayaan dilakukan kepada berbagai lapisan masyarakat seperti ibu-ibu, bapak-bapak dan anak muda yang terbentuk dalam kelompok Miana yang bergerak di bidang pertanian dengan pemanfaatan pekarangan rumah, Mina Jaya bergerak di kelompok budidaya perikanan air tawar di Dusun Jaya Bakti Desa Dendang dan Pokdakan Aik Kik Apau yang bergerak di bidang perikanan air tawar dan tanaman anti inflasi di Dusun Aik Rutan, Desa Dendang, Kecamatan Dendang.
Budidaya tanaman pangan dan perikanan air tawar dilakukan dengan pemanfaatan pekarangan rumah, lahan tidak produktif termasuk lahan eks tambang.
Dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan, selain membantu dan mendukung masyarakat binaan untuk budidaya tanaman anti inflasi, SMM juga mempersiapkan masyarakat binaan untuk mencapai kemandirian dalam segi teknis budidaya dengan rutin memberikan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan pembuatan kompos dari rumput dan tanaman afkir, pembuatan eco enzyme dari sisa sayur dan buah yang tidak dikonsumsi dan juga pembuatan asap cair yang poduknya dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia dan insektisida kimia.
SMM juga mendorong masyarakat sasaran untuk terus berinovasi dalam menyelesaikan kendala dalam budidaya tanaman pangan seperti aplikasi light trap solar cell yang dapat mengurangi jenis hama tertentu tanpa pestisida kimia, pemanfaatan tanaman refugia yang merupakan musuh alami dari banyak hama penggangu tanaman.
Di bidang budidaya ikan air tawar, SMM juga aktif membantu dan mendorong masyarakat sasaran yang tergabung ke dalam pokdakan Aik Kik Apau dan Mina Jaya dalam menjalankan kegiatannya dengan dukungan sarana prasarana budidaya seperti waring dan pakan ikan, serta memberikan pelatihan tata kelola organisasi, administrasi kelompok serta pendampingan untuk memastikan kelompok dapat mencapai kemandirian dalam menjalankan usahanya.
Hasilnya, saat ini kelompok masyarakat sasaran yang menjalankan budidaya tanaman pangan dan ikan air tawar telah berhasil dalam menjalankan usahanya, tercatat anggota kelompok dapat menghemat pengeluaran untuk belanja rumah tangga sebesar 300-500 rb setiap bulannya. Sebagian hasil panenĀ juga dijual sehingga mendapangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. (*)