Tiga Kepercayaan Unik Orang Darat Pulau Belitung, Termasuk Sakit Gigi dan Kecoa

Tiga Kepercayaan Unik Orang Darat Pulau Belitung, Termasuk Sakit Gigi dan Kecoa
Orang darat di Belitung. Foto: Istimewa/petabelitung.com

Beltimnews.com – Belum lengkap rasanya jika anda mengenal Pulau Belitung hanya dari keindahan dan kekayaan alam yang dimilikinya sehingga melupakan satu hal penting yaitu sejarah-sejarah yang hidup di dalamnya seperti salah satunya kepercayaan unik yang dimiliki oleh salah satu penghuni asli Pulau Belitung, Orang Darat.

Orang darat yang merupakan salah satu penghuni asli Pulau Belitung. Menurut Buku “Kenangan Billiton 1852-1927” yang diterbitkan oleh Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Belitung pada 2014, sebagian besar penduduk di Belitung dulunya dibentuk oleh Suku Darat atau Suku Melayu.

Tak tahu pasti berapa banyak penduduk yang merupakan orang darat serta perkembangannya, namun pada 1851 John F. Loudon dalam bukunya “De eerste jaren der Billiton-onderneming” (1883: 16) menyebut Urang Darat ini berjumlah 3531 jiwa dari penduduk yang diperkirakan berjumlah 5564 jiwa.

Orang darat merupakan orang melayu yang beragama islam, namun masih dipengaruhi kepercayaan dan adat kebiasaan lamanya.

Dikatakan oleh Cornelis de Groot dalam bukunya yang berjudul Herinneringen aan Blitong: Historisch, Lithologish, Mineralogisch, Geologisch en Mijnbouwkundig (1887: 206-209) bahwa Orang Darat merupakan Suku Melayu yang menganut agama islam yang pastinya mendapat pengaruh dari para pendatang di Pulau Belitung.

Para pendatang tersebut tak tahu pasti tepatnya berasal dari mana, namun diyakini berasal dari Pasai dan Johor. Melayu yang dilabeli pada orang darat juga diyakini berasal dari pengaruh orang Melayu yang tinggal di Palembang dan pesisir timur pantai Sumatera, dari pulau-pulau Riau, Bangka, wilayah Sukadana di Pantai Barat Kaimantan dan Semenanjung Malaysia.

Sebelum mengenal islam, orang darat ini menganut kepercayaan animisme sehingga kesehariannya terikat dengan adat kebiasaan yang secara turun temurun dilakukan oleh para pendahulu. Walaupun telah menganut Islam, terkadang orang darat ini masih kental akan pengaruh adat kebiasaan yang pernah ada tersebut.

Misalnya, kepercayaannya terhadap dukun yang terhubung dengan dewa-dewi yang seolah itu adalah malaikat. Selain itu, kepercayaan terhadap roh-roh atau hantu dari mayat, jin dan setan lebih mempengaruhi tindak-tanduk orang darat dibanding dengan yang diajarkan oleh agama Islam itu sendiri.

Selain mempercayai roh orang yang telah tiada dapat mempengaruhi kehidupan mereka yang masih hidup atau istilahnya rohnya gentanyangan, orang darat sangat menghormati makam-makam keramat, gunung, sungai dan batu yang menurut mereka semua itu mempunyai nyawa dan kadang dapat membawa hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, orang darat sering berdoa di kuburan atau tempat-tempat yang sering dianggap keramat seperti makam di Puncak Gunung Tajam Laki, dan lain sebagainya.

Hantu-hantu yang Paling Ditakuti Orang Darat

“Cerita hantu pertama yang saya dengar adalah limpai yang dibayangkan sebagai babi hutan memiliki proporsi badan yang sangat besar. Limpai berkeliaran pada malam hari dengan pasukannya. Ketika bertemu seorang pria ia lalu menyerang dan berusaha menghancurkannya, untung saja korban pertama waktu itu belum jatuh,” de Groot dalam Herinneringen aan Blitong, halaman 209.

Ada lagi seekor ular raksasa dengan balung ayam merahnya menyala yang hanya dapat dihindari dengan cara melempar topi atau baju sehingga membuat ular tersebut tenang.

Orang darat juga takut dengan polong, yang dapat masuk ke rumahnya pada malam hari dan menyebabkan penyakit. Bahkan mereka mempercayai polong yang sangat jahat ini memiliki kekuatan untuk memenggal kepala manusia dan mengambilnya.

Selain ketiga hal di atas, orang darat paling takut dengan yang satu ini. Yups, Pontianak (Kuntilanak). Pontianak versi orang darat ini merupakan hantu yang menyerupai wanita cantik yang telah muncul sebelumnya dalam bentuk penjelmaan burung.

Orang darat sangat takut dengan Pontianak hingga melarang untuk bersiul di malam hari karena akan mengundang datangnya hantu ini. Keinginan terbesarnya diyakini ingin membalas dendam dengan pria dengan cara mengebirinya. Hal tersebut dapat dicegah apabila pasangan pria tidak terlambat untuk membuka seluruh pakaian di hadapannya.

Sakit Gigi dengan Kecoa? Lalu Mata dengan Air Kencing!

Seorang dukun asli ialah mereka yang dipercayai sangat mengenal ramuan-ramuan dan menerima ilmu tersebut dari ayahnya seolah jadi dukun itu tak bisa sembarangan dan hanya bisa diwariskan secara turun-temurun.

Dukun lebih dipercayai dibanding ahli medis Eropa bagi orang darat. Para Dukun selalu menggunakan tanaman-tanaman untuk jadi ramuan pengobatannya dengan dibacakan bacaan-bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang dimanterakan pada ramuan tersebut.

Misalnya obat sakit gigi, pengobatannya dengan cara mengusap pipi dengan menggunakan kecoa yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak. Mengobati sakit mata dengan cara mengoleskan atau menggunakan urine/air kencing sendiri atau air susu wanita dan lain sebagainya.

(Monika | Beltimnews.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *